Rabu, 10 Juni 2009

Psikologi Anak Pasca Keretakan Rumah Tangga

Berbicara mengenai anak tentu saja banyak hal yang perlu dibahas karena banyak para orang tua saat ini sudah peka akan perkembangannya terutama mengenai perkembangan.

1. Tanpa Komunikasi


Meskipun anda tetap berkomunikasi dengan anak, namun relasi Anda dan suami yang tidak harmonis akan mempengaruhi suasana di rumah. anak adalah obsever yang tajam, sehingga relasi yang kurang hangat serta konflik antar orang tua bisa dia lihat dan rasakan. Anak sangat membutuhkan lingkungan keluarga yang hangat yang penuh kasih sayang antar anggota di dalamnya, sehingga emosinyapun bisa berkembang positif. konflik relasi orangtua pada akhirnya sering menyebabkan anak mengalami masalah perilaku dan perkembngan emosinya, seperti lebih menjadi agresif, tantrum ( bisa dalam bentuk marah, rewel dan ngambek ), merasa bersalah, hilangnya rasa percaya terhadap orang lain, memiliki kecemasan yang tinggi, dan sebagainya. Oleh Sebab itu, demi kebaikan anda sekeluarga, saya sangat menyarankan Anda dan Suami menyelesaikan masalah, atau meminta bantuan profesional.

2. Tindakan Kekerasan

Tindakan bullying, yaitu perbuatan yang menyakiti seseorang atau sekelompok orang baik dalam bentuk kekerasan fisik, verbal, ataupun psikologis kerap kali sulit dihindari dalam sebuah lingkungan sosial. Tindakan ini bisa dengan mudah dikenali, diantaranya adalah intimidasi, pelecehan, diskriminasi, pengucilan, ejekan, kekerasan secara fisik dan mental yang dilakukan terhadap orang lain. Hal inipun menyita perhatian banyak kalangan, mengingat bullying dapat memberikan dampak buruk bagi perkembangan psikologis anak, terutama jika hal tersebut terjadi di lingkungan sekolah. Anak yang menjadi korban kekerasan umumnya akan terlihat enggan pergi ke sekolah, terlihat muram, prestasi akademik yang menurun, dan lain-lain. Meski hal ini bisa jadi disebabkan oleh hal lain, tak ada salahnya menilik penyebab masalah untuk mengantisipasi adanya tindakan bullying pada anak.Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana jika pelaku bullying adalah anak Anda sendiri?Patut disadari, keluarga berperan penting dalam proses pembentukan karakter anak, mengingat ditahap-tahap awal perkembangannya, anak melakukan proses meniru dari orang-orang terdekatnya. Situasi di rumah yang positif, hangat, dan saling menghormati secara tidak langsung akan membentuk anak menjadi pribadi yang demikian.Lain halnya jika di rumah kerap terjadi konflik kekerasan, dan permusuhan, dimana anak akan mempelajari perilaku bullying lewat konflik-konflik yang terjadi diantara orangtuanya. Sebuah tindakan ataupun kekerasan verbal yang terjadi, dimana umumnya untuk menunjukan siapa yang berkuasa di dalam rumah, bisa dicontoh anak karena menganggapnya sebagai suatu hal yang sah-sah saja. Ujung-ujungnya anak akan mengembangkan perilaku tersebut kepada teman-temannya di sekolah atau teman sepermainan.Itu sebabnya, selalu mengembangkan nilai-nilai positif berikut adanya konsekuensi jika terjadi pelanggaran bisa menjadi arahan untuk mendidik anak. Di samping itu, memberi perhatian yang cukup lewat komunikasi yang baik di dalam keluarga juga bisa menjadi media untuk mengenal pribadi anak lebih dekat. Karena bagaimanapun anak ibarat sebuah lembaran kosong yang kemudian ditorehkan lewat berbagai stimulasi dan pesan yang terjadi selama proses perkembangannya.

3. Kesalahan Kecil Dalam Mendidik Anak

Orang tua selalu memberikan sesuatu yang terbaik bagi putra-putrinya. Tetapi kadang berlebihan sehingga sesuatu yang menurut anggapan kita baik..... ternyata menjadi tidak baik terhadap perkembangan anak yang kita cintai. Dibawah ini ada 10 hal yang sepatutnya kita hindari dalam mendidik anak.

Kurang Pengawasan,
anak terlalu banyak bergaul dalam lingkungan semu di luar keluarga. Bila anak anda sekolah dan terpaksa kost, kunjungilah secara berkala, jangan biarkan anak anda berkelana sendirian. anak anda butuh perhatian dari anda.

Gagal mendengarkan,
jangan terlalu berlebihan menanggapi sesuatu yang terjadi pada anak. Dengarkan terlebih dahulu apa yang dirasakan/ dialami anak baru setelah itu mengambil tindakan yang diperlukan.

Jarang bertemu muka,
Orang tua sebaiknya membiarkan anak berbuat kesalahan, biarkan anak belajar dari kesalahan itu sehingga tidak terjadi lagi kesalahan yang sama. Tentunya hal ini diterapkan pada hal-hal yang tidak membahayakan anak dan masih dalam pengawasan kita.

Terlalu Berlebihan,
banyak orang tua lebih suka menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk make-up, dibanding satu jam bersama anak.

Bertengkar di hadapan anak,
menurut psikiater Sara b Miller, P.HD : "perilaku yang paling berpengaruh merusak anak adalah bertengkar dihadapan anak.

Tidak konsisten,
jangan biarkan mereka memohon dan merengek menjadi senjata yang ampuh untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Orang tua harus tegas dan berwibawa dihadapan anak, dan hal itu dilakukan secara konsisten.

Mengabaikan kata hati,
Lisa Howard, ibu dua orang anak mengatakan : lakukan saja sesuai dengan kata hatimu dan biarkan mengalir tanpa mengabaikan sekitarnya suara-suara yang melemahkan. Saya banyak belajar bahwa orang tua harusnya mempunyai kepekaan yang tajam, tentang sesuatu.

Terlalu banyak nonton TV,
Terlalu banyak nonton TV membuat malas belajar. orang tua cenderung membiarkan anak berlama - lama menonton TV. Orang tua sangat tidak mungkin memfilter pengaruh negatif dari tayangan TV.
Segalanya diukur dengan materi, ....... tidaklah salah memanjakan anak dengan dengan mainan dan liburan yang mewah. Tapi yang seharusnya disadari anak anda membutuhkan quality time bersama orang tua mereka. Mereka cenderung ingin didengarkan dibanding diberi sesuatu dan diam.
Bersikap berat sebelah, ............ beberapa orang tua kadang lebih mendukung anak dan bersikap memihak anak walaupun si anak dalam posisi yang salah. Mereka akan hilang persepsi dan cenderung terpola untuk bersikap berat sebelah.

4. Hindari Pelecehan Seksual Terhadap Anak Anda

orang dekat yang dikenal oleh anak. Orang tua perlu membentengi anak dengan bekal pengetahuan yang cukup jika ada orang yang akan berbuat tidak senonoh terhadapnya. Ada beberapa hal yang perlu diberitahukan kepada anak agar terhindar dari kekerasan seksual, sejak anak berusia 2-4 tahun : Pertama, anak harus dibritahukan agar jangan berbicara atau menerima pemberian dari orang asing. Anak juga harus selalu meminta izin orang tua jika akan pergi. “ Katakan pada anak bahwa mereka harus segera melaporkan kepada bapak atau ibunya apabila ada orang yang menyentuh alat kelamin atau tubuh mereka dengan cara yang tidak mereka sukai. Katakan juga agar anak berteriak atau kabur jika merasa terancam oleh orang yang tak dikenal. Agar anak dapat memahami bahwa orang lain dapat melakukan hal-hal yang tidak menyenangkan kepada dirinya berkaitan dengan perbuatan seksual dan upaya anak dapat memahami hal tersebut, pengenalan bagian tubuh kepada anak mutlak dilakukan. Orang tua juga perlu mengajarkan anak mengenal perbedaan bagian tubuh anak laki-laki dan perempuan. Kemudian ajarkan kepada anak mengenai nilai, batasan, dan aturan yang di anut oleh keluarga yang seharusnya dihormati.

5. Penilaian Anak Terhadap Orang Tua

Kita pasti mengetahui pribahasa "Murid Lebih Baik dari Gurunya".
Semakin dewasa seorang anak maka ia akan semakin dapat menilai atau memberi tanggapan apa yg diperbuat oleh kedua orang tuanya itu adalah kesalahan.
Tanpa kita sadari selama ini bahwa kita selalu menganggap bahwa pada saatkita berbicara dengan anak kita selalu merasa benar padahal sebenarnya menurut pendapat anak itu sendiri mungkin saja apa yang kita katakan belum tentu benar dgn kata lain ia sudah dapat memberi penilaian tersendiri terhadap apa yg didapat nya baik yang dilihat maupun yang di dengar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar